KELOMPOK IV
Oleh :
Harvey Pratama Putra (08)
Kelas :
X RPL 3
SMK TI BALI GLOBAL
2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini disusun
agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Fiber Optik, makalah ini kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini
masih banyak kekurangan.Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.
Nusadua,20 November
2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fiber Optik (Serat Optik)
2.2 Sejarah Fiber Optik
2.3 Generasi Perkembangan Fiber Optik
2.4 Karakteristik Fiber Optik
2.6 Teknik Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber
Optik
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Beberapa tahun ini, perkembangan teknologi fiber
optik mengalami peningkatan yang cukup pesat.Teknologi ini tidak hanya
digunakan dalam bidang telekomunikasi saja, melainkan banyak bidang yang telah
menggunakan tekologi ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini adalah
menjadi alat dalam berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kelebihan dari alat transmisi ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar
serta yang berkeceptan tinggi.Salah satu yang paling penting dalam dunia
telekomunikasi adalah menyediakan media komunikasi dengan baik
pelayanannya.Dengan sistem fiber optik maka dapat meminimalisir rugi daya yang
terjadi.Hal ini terpengaruh dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara
transmiter satu dan yang lainnya.Salah satu yang sering terjadi masalah pada
fiber optik adalah karena keadaan kotor pada bagian fibernya.Itu terjadi karena
ada zat yang masuk kedalam fiber, mungkin karena pembungkusnya sudah rusak
ataupun pada saat pemasangan ada kotoran yang masuk.Dengan adanya transmiter
fiber optik ini diharapkan peningkatan kualitas telekomunikasi di indonesia
bisa lebih baik lagi, karena dengan memakai fiber optik sangat minimal sekali
ada kendala ataupun kerugian yang terjadi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Fiber
Optik (Serat Optik)
2.
Sejarah Fiber
Optik
3.
Generasi
Perkembangan Fiber Optik
4.
Karakteristik
Fiber Optik
5.
Jenis-jenis
Fiber Optik
6.
Teknik
Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik
7.
Kelebihan dan
Kekurangan Fiber Optik
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
Pengertian tentang Fiber Optik (Serat Optik)
2.
Mengetahui
Sejarah Fiber Optik
3.
Mengetahui
Generasi Perkembangan Fiber Optik
4.
Mengetahui
Karakteristik Fiber Optik
5.
Mengetahui
Jenis-jenis Fiber Optik
6.
Mengetahui
Teknik cara Penyambungan ,Alat Pemasang dan PengukurFiber Optik
7.
Mengetahui
Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fiber Optik (Serat
Optik)
Fiber
Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks
bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang
digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit.Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi.Serat optik umumnya digunakan dalam sistem
telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding
dan core.Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias
lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah
keluar dari core kembali kedalam core lagi. Efisiensi dari serat optik
ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas.Semakin murni bahan gelas,
semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.Pembagian Serat optik
dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1.
Berdasarkan Mode
yang dirambatkan :
·
Single mode :
serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang
sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding
cladding.
·
Multi mode :
serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya
akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
2.
Berdasarkan
indeks bias core :
·
Step indeks :
pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
·
Graded indeks :
indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada
graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat
graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena
pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan
dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan
data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser
yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan
menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan
BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama
dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya
2.2 Sejarah
Fiber Optik
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi
sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun
1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya
melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong
cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan,
namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut
lagi.Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun
1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang
terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun
1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang
berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.Di lain
pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat
optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun
berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan.Laser beroperasi pada daerah
frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi
gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih
serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada
suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus.Pada kondisi cahaya sangat
cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer.Waktu
itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada
banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.Sekitar tahun 60-an
ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian
dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan
tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya
air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat menonton
lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui
tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat
tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik
pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi
(kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material,
serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi
pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.Tahun 80-an, bendera lomba
industri serat optik benar-benar sudah berkibar.Nama-nama besar di dunia
pengembangan serat optik bermunculan.Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah
seorang perintis utama.Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu.Raksasa-raksasa
elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami
riset-riset serat optik.
2.3 Karakteristik Fiber Optik
Teknologi
komunikasi fiber optik ternyata cukup banyak jenis dan karakteristiknya.Jenis
dan karakteristik ini akhirnya membuat jenis-jenis konektor, jenis kabel, jenis
perangkat yang bervariasi pula. Hal ini dikarenakan perbadaan karakteristik
yang juga membuat perbedaan cara kerja dan fitur-fitur yang dihasilkannya.
Teknologi komunikasi fiber optik menjadi terbagi-bagi menjadi beberapa jenis
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor struktural dari media pembawanya dan
faktor properti dari sistem transmisinya.Kedua faktor inilah yang menyebabkan
perbedaan kualitas dan harga pada komunikasi fiber optik secara garis
besar.Faktor struktural lebih banyak berkutat pada fisik dari media pembawanya,
yaitu serat kaca.Fisik dari serat tersebut cukup berpengaruh untuk kelangsungan
transmisi data. Sedangkan, faktor properti sistem transmisi akan lebih banyak
berkutat mengenai bagaimana sinar-sinar data tersebut diperlakukan di dalam
media pembawa. Modifikasi dari kedua faktor tersebut akan membuat teknologi
fiber optik menjadi bervariasi produknya.
Berdasarkan
faktor struktur dan properti sistem transmisi yang sekarang banyak
diimplementasikan, teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu:
1. Single mode
fiber optic
Single mode
fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik.Dilihat dari
faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi
data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar
tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang.Satu buah
sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi
fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam
perjalanannya.Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun
gangguan fisik saja.
Single mode dilihat
dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja
menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang
diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer.Dengan ukuran core fiber yang
sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar
saja.Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang gelombang 1310
atau 1550 nanometer.
Single mode dapat
membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode
fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar
spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal.Single
mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan
dengan multi mode.Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya
juga lebih besar.Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan
demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa
sinar menjadi berkurang.Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi
lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya.
2. Multi mode fiber
optic
Sesuai dengan
nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang
diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber
optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu
buah.Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic
merupakan teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan menggunakan
beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan
mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya.
Sinyal cahaya dalam
teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya.
Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar
kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical
Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA,
maka jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah.Dilihat dari faktor
strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optikyang
menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode.Ukuran
core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100
mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada
umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan
NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini.
Ukuran core
besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang
pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel
fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya
mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung.Di
dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan
dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang
tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data.
Keuntungan lainnya, teknologi
ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan
single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya.Yang
perlu diketahui, LED merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat
yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks
dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan
laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari segi harga dibandingkan
dengan single mode.
Namun, teknologi ini
juga membawa ketidaknyamanan bagi penggunanya.Ketika jumlah dari mode tersebut
bertambah, pengaruh dari efek Modal dispersion juga meningkat.Modal dispersion
(intermodal dispersion) adalah sebuah efek di mana mode-mode cahaya yang
berjumlah banyak tadi tiba di ujung penerimanya dengan waktu yang tidak sinkron
satu dengan yang lainnya. Perbedaan waktu ini akan menyebabkan pulsa-pulsa
cahaya menjadi tersebar penerimaannya.
Pengaruh yang
ditimbulkan dari efek ini adalah bandwidth yang dicapai tidak dapat meningkat,
sehingga komunikasi tersebut menjadi terbatas bandwidthnya.Para pembuat kabel
fiber optik memodifikasi sedemikian rupa kabel yang dibuatnya sehingga
bandwidth yang dihasilkan oleh Multi mode fiber optic ini menjadi paling
maksimal.
2.4
Generasi Perkembangan Fiber Optik
Berdasarkan
penggunaannya maka SKSO dibagi atas beberapa generasi yaitu :
1. Generasi pertama (mulai 1975)
Sistem masih
sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari :
alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter
: mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang
gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater
: sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah
sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding :
mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui
beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah
menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal
gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas
transmisi sebesar 10 Gb.km/s.
2. Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi
efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal.
Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan
sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang
dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai
kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi
pertama.
3. Generasi ketiga (mulai 1982)
Terjadi
penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang
gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya
dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm.
Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus
Gb.km/s.
4. Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset
dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi
intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya
masih dapat dideteksi.Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas
transmisinya, ikut membesar.Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai
kapasitas sistem deteksi langsung.Sayang, generasi ini terhambat
perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi
masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini
punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.
5. Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi
ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada
generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode
laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan
doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya,
atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*,
sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat,
atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang
(stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan
diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan
penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap
perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik
dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater.Dengan adanya penguat
optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali.Pada awal pengembangannya
hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah
menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
6. Generasi keenam
Pada tahun 1988
Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton.Soliton adalah pulsa
gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang
gelombang.Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya
sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya.Panjang soliton hanya 10-12
detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan,
sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri
dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen
menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing
membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua
kali lipat lebih banyak jika digunakan multiplexing polarisasi, karena setiap
saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah
diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem
soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama
akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya
melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek
dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver.
Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat
kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi
teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang
mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya
dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi
abad 21 mendatang tidak dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat
optik.
2.4 Jenis-jenis
Fiber Optik
Komunikasi
serat optik atau yang sering disebut fiber optik adalah komunikasi yang dalam
pengiriman sinyalnya menggunakan sumber optik dan detektor optik. Serat Optik
terdiri dari beberapa jenis, yaitu ;
1.
Multimode Step Index
Pada jenis multimode
step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding. Dampak dari
besarnya diameter core menyebakan rugi-rugi dispersi waktu transmitnya
besar.Penambahan prosentase bahan silica pada waktu pembuatan. Tidak terlalu
berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu transmit.Multimode Step
Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :
· Indeks bias core konstan.
· Ukuran core besar (50mm) dan dilapisi cladding yang
sangat tipis.
· Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core
yang besar.
· Sering terjadi dispersi.
· Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi
data bit rate rendah.
2.
Multimode Graded Index
Pada jenis serat optik
multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang
memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat
core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya
dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya
akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Multimode Graded Index mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
·
Cahaya merambat
karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan
sumbu serat.
·
Dispersi minimum
sehingga baik jika digunakan untuk jarak menengah
·
Ukuran diameter
core antara 30 µm – 60 µm. lebih kecil dari multimode step Index dan dibuat
dari bahan silica glass.
·
Harganya lebih
mahal dari serat optik Multimode Step Index karena proses pembuatannya lebih
sulit.
3.
Single mode Step Index
Pada jenis single mode
step index. Baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan silica glass.Ukuran
core yang jauh lebih kecil dari cladding dibuat demikian agar rugi-rugi
transmisi berkurang akibat fading.Pada single mode step index ini.Index biasnya
berubah secara mendadak seperti pada multimode step index. Singlemode Step
Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Serat optik
Singlemode Step Index memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan
ukuran claddingnya.
·
Ukuran diameter
core antara 2 µm – 10µm.
·
Cahaya hanya
merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik.
·
Memiliki redaman
yang sangat kecil.
·
Memiliki
bandwidth yang lebar.
·
Digunakan untuk
transmisi data dengan bit rate tinggi.
·
Dapat digunakan
untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh.
Untuk
jenis single mode ini ada beberapa spesifikasi yang umum digunakan. Yaitu G652,
G653, G665, G662.
2.5 Teknik
Penyambungan,Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik
A.Teknik
penyambungan serat optik dengan serat optik ada 2, yaitu :
1.
Penyambungan
permanen yang disebut splice
Penyambungan sambungan teknik lebur (fusion)
bersifat permanen, artinya tidak dapat dibongkar pasang. Redaman yang
dihasilkan menghasilkan redaman paling kecil di antara teknik sambung lain.
2.
Penyambungan tak
permanen dengan menggunakan connector.
Penyambunagn serat optik menggunakan konektor
bersifat tidak permanen, artinya dapat dibongkar pasang.Konektor biasanya
digunakan untuk kontak dengan terminal perangkat aktif.
B.
Alat Pemasang dan Pengukur Fiber Optik
Pemasangan Fiber Optik,terdiri atas connector,
pigtail, dan patch cord.
Connector adalah ujung dari fiber optik, jenisnya
banyak sesuai dengan kebutuhan dilapangan, Pigtail adalah sepotong kabel yang
hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan
kabel fiber yang belum memiliki konektor, dan Patch cord adalah kabel fiber
optik yang pada dua sisi ada konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan
device atau dikenal juga dengan optik jumper.
alat pengukur fiber optik, terdiri dari OTDR dan
Power Meter. Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi suatu fiber optik pada domain waktu, sementara
Power Meter adalah alat untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik
saat instalasi (uji akhir) atau pemeliharaan. Penggunaan power meter harus
berada pada kedua ujung kabel fiber optik.
2.6
Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optik
A. Kelebihan Fiber Optik :
1.
Berkemampuan
membawa lebih banyak informasi dan mengantarkan informasi dengan lebih akurat
dibandingkan dengan kabel tembaga dan kabel coaxial.
2.
Kabel fiber
optik mendukung data rate yang lebih besar, jarak yang lebih jauh dibandingkan
kabel coaxial, sehingga menjadikannya ideal untuk transmisi serial data
digital.
3.
Kebal terhadap
segala jenis interferensi, termasuk kilat, dan tidak bersifat mengantarkan
listrik. Sehingga tidak berpengaruh terhadap tegangan listrik, tidak seperti
kabel tembaga yang bisa lossing data karena pengaruh tegangan listrik.
4. Sebagai dasarnya seratnya dibuat dari kaca, tidak
dipengaruhi oleh korosi dan tidak berpengaruh pada zat kimia, sehingga tidak tidak akan rusak
kecuali kimia pada konsentrasi tertentu.
5.
Karena yang
dikirim adalah signal cahaya, maka tidak ada kemungkinan ada percikan api bila
serat atau kabel tersebut putus. Selain itu juga tidak menyebabkan tegangan
listrik dalam proses perbaikannya bila ada kerusakan.
6.
Kabel fiber optik tidak terpengaruh oleh
cuaca.
7.
Kabel fiber
optik walaupun memiliki banyak serat pada satu kabel namun bila dibandingkan
terhadap kabel coaxial dan kabel tembaga akan lebih kecil dan lebih bercahaya
bila diisi dengan muatan informasi yang sama. Lebih mudah dalam penanganan dan
pemasangannya.
8.
Kabel fiber
optik lebih aman digunakan dalam sistem komunikasi, sebab lebih susah disadap
namun mudah di-monitor. Bila ada gangguan pada kabel – ada yang menyadap sistem
– maka muatan informasi yang dikirim akan jauh berkurang sehingga bisa cepat
diketahui dan bisa cepat ditangani.
B.Kekurangan Fiber Optik :
1.
Biaya yang mahal
untuk peralatannya.
2.
Perlu konversi
data listrik ke Cahaya dan sebaliknya yang rumit.
3.
Perlu peralatan
khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya.
4.
Untuk perbaikan
yang kompleks perlu tenaga yang ahli di bidang ini.
5.
Selain merupakan
keuntungan, sifatnya yang tidak menghantarkan listrik juga merupakan
kelemahannya, karena musti memerlukan alat pembangkit listrik eksternal.
6.
Bisa menyerap
hidrogen yang bisa menyebabkan loss data.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Fiber optik adalah salah satu transmiter yang
memiliki sedikit sekali kendala, itu dapat dibuktikan dengan sangat pesatnya
perkembangan penggunaan fiber optik di dalam bidang telekomunikasi. Kabel fiber
optik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu single mode step index, multi mode step
index dan multi mode gradde index, dimana pada umum nya tipe multi mode
biasanya dipakai untuk jarnk yang dekat, smemntara single mode untuk jarang
yang cukup jauh. Fiber optik sendiri
sangan besar seklai kapasitas untuk transper datanya. Fiber optik sanagt cocom
sekali dengan keadaan geografis di indonesia khususnya di jawa, karena
daerahnya tidak terlalu banyak yang curam.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya transmiter fiber optik ini
kualitas telekomunikasi di Indonesia lebih maju lagi dan lebih merata ke
seluruh indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

EmoticonEmoticon